Menurut Ray L. birdwhistel, 65% dari komunikasi tatap muka adalah nonverbal, sementara menurut Abel Mehrabian, 93% dari semua makna social dalam komunikasi tatap muka diperoleh dari isyaarat-isyarat nonverbal. Dalam pandangan Birdwishtel, kita sebenarnya mampu mengucapkan ribuan suara vocal, dan wajah kita dapat menciptakan 250.000 ekspresi yang berbeda. Secara keseluruhan, seperti dikemukakan oleh para pakar, kita dapat menciptakan sebanyak 700.000 isyarat fisik yang terpisah, demeikian banyak sehingga upaya untuk mengumpulkannya akan menimbulkan frustasi. Seperti bahasa verbal, bahasa nonverbal sutu kelompok orang jug tidak kalah rumitnya. Bila kelompok-kelompok budaya yang memiliki sandi nonverbal yang berbeda ini berinteraksi, fenomena yang terjadi akan semakin rumit, sekalipun kelompok-kelompok budaya tersebut memehami bahasa verbal yang sama.
Perilaku nonverbal kita terima sebagai suatu “paket” siap-pakai dari lingkungan social kita, khususnya orang tua. Kita tidak pernah mempersoalkan mengapa kita harus memberi isyarat begini untuk mengatakan suatuu hal atau isyarat begini untuk mengatakan hal lain. Sebagai lambing verbal, asal-usul isyarat nonverbal sulit dilacak, meskipun adakalanya kita memperoleh informasi terbatas mengenai hal itu, berdasarkan kepercayaan agama, sejarah, atau cerita rakyat(folklore). Bila seseorang bertanya , mengapa umumnya bangsa barat berjabatan tangan ketika bertemu, ia mungkin diberi jawaban mengenai zaman ketika orang menggunakan pedang dan bagaimana orang mengulurkan tangan kosong (tidak memegang pedang) kewpada tamu untyuk menunjukakan keramahan. Anda juga boleh jadi mendapatkan jawaban gbahwa alas an mengapa orang cina atau orang jepang membungkuk didepan atasan mereka adalah sebagai tata karama lama seorang bawahan yang menawarkan kepalanya kepada atasanya untuk dipenggal bila atasanya itu menghendaki.
Kita dapat mengklasifikasikan pesan nonverbal ini dengan berbagai cara. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan pesan nonverbal menjadi tiga bagian,yaitu :
a. bahasa tanda (sign language)
misalnya acungan jempol untuk numpang mobil secara gratis; bahasa isyarat tuna rungu.
b. bahas tindakan (action language)
semua gerakan tubauh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya berjalan,
c. bahasa objek (objeck language)
Misalnya pertunjukan benda , pakaian, dan lambing nonverbal bersifat public lainya seperti ukuran ruangan, bendera, gambar(lukisan), musik , dan sebagainya.
Secara garis besar Larry A. Samovar dan Richard E Porter membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua bagian besar, yakni :
Misalnya pertunjukan benda , pakaian, dan lambing nonverbal bersifat public lainya seperti ukuran ruangan, bendera, gambar(lukisan), musik , dan sebagainya.
Secara garis besar Larry A. Samovar dan Richard E Porter membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua bagian besar, yakni :
- perlilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan, dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan para bahasa
- ruang, waktu, dan diam.
Klasifikasi Samofar dan Portner ini sejajar dengan klasifikasi John. R. Wenburg dan Willianm W. Wilmot, yakni isyarat-osyarat nonverbal perilaku (nehavioral) dan isyarat-isysrat nonverbal bersifat public seperti ukuran ruangan dan factor-faktor situasional lainnya.
Meskipun tidak menggunakan pengkategorian di atas, kita akan membahas berbagai jenis pesan nonverbal yang kita anggap penting, mulai dari pesan nonverbal yang berrsifat perialku hingga pesan nonverbal yang terdapat dalam lingkungan kita.
Tweet |