Tuesday, 14 February 2012

Home » » Model Reciprocal Teaching

Model Reciprocal Teaching

Menurut Foster dan Rotolongi (2005: 1) reciprocal teaching adalah metode pembelajaran kooperatif dengan model diskusi dan memberikan kesempatan proses berfikir siswa dengan saling bertukar pengalaman belajar. Menurut Nur dan Wikamdari 2000 dalam man2barabai.blogspot.com, reciprocal teaching adalah satu  pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar.  Menurut Arends (Khabibah, 2000) reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri yang berbentuk diskusi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang memberikan kesempatan berfikir dan saling bertukar pengalaman belajar yang berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja  membaca siswa dalam memahami bacaan. Model reciprocal teaching menempatkan siswa (peserta didik) sebagai subyek belajar yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang berbeda-beda (Fosi, 2006).

Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh guru maupun peserta didik (siswa) merupakan pengalamam yang satu sama lain saling melengkapi. Dengan demikian ada proses saring (bertukar pikiran) yang member kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk saling berinteraksi dekat hubungan personalnya dan saling bekerja sama. (Fosi, 2006).  

Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarisifikasi atau menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi pemahaman mandiri tersebut sebagai berikut :
  1. Merangkum (summarizing). Pada strategi pemahaman ini siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi penting dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar tersebut dapat diringkas oleh siswa dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang dibuat sendiri.
  2. Mengajukan pertanyaan (question generating).  Pada strategi pemahaman ini siswa memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang dibaca dan meyakinkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.
  3. Mengklarifikasi (clarfying). Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya memeriksa apakah kita berhasil membuatnya masuk akal.
  4. Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan selanjutnya.

Untuk melaksanakan strategi ini, guru dan siswa membaca bahan ajar tertentu yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil dan guru mendemonstrasikan empat keterampilan, merangkum bacaan tersebut, mengajukan satu atau dua pertanyaan, menjelaskan atau mengklarifikasi point-point sulit dan memperkirahkan apa yang terdapat pada tulisan berikutnya. Selanjutnya selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara guru memberikan dukungan, umpan balik, rangsangan ketika siswa mempelajari kempat strategi pemahaaman mandiri tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Nur dan Wikandari 2000 (Haris, 2008).

Artikel Terkait :