Monday 24 September 2012

Home » , » Pendekatan Inkuiri untuk Belajar Geometri

Pendekatan Inkuiri untuk Belajar Geometri

Piaget, seorang pakar psikologi perkembangan anak dan Clement, peneliti pembelajaran matematika (dalam Patahuddin, 2010: 2) menyatakan bahwa pendekatan inkuiri adalah satu-satunya metode pembelajaran yang efektif untuk belajar geometri. Siswa belajar geometri bidang dan ruang tidak hanya dengan observasi pasif melainkan melalui interaksi dengan bangun-bangun dan sekeliling mereka, sehingga siswa mampu untuk belajar menemukan dan membuktikan dalam geometri. Siswa menyelidiki konsep-konsep untuk menentukan sifat-sifat dasar yang berhubungan dengan bangun-bangun dan prespektif kemudian mampu membuktikannya (Cerrone dalam Patahuddin, 2010: 2).
Sejalan dengan yang dipercayai Piaget dan Clement, seorang filosofi terkenal John Dewey (dalam Patahuddin, 2010: 2) juga memandang inkuiri sebagai praktik pengajaran yang paling penting dilaksanakan dalam kelas. Dia berargumen bahwa pendidikan dimulai dari keingintahuan pembelajar dan metode inilah yang akan membawa siswa pada pemahaman konsep-konsep oleh diri mereka sendiri.

Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan seseorang untuk mencari atau memahami informasi.  Gulo (dalam Trianto, 2009: 166) menyatakan stategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah:
a.    Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar;
b.    Keterarahan siswa secara ligis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan
c.    Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Trianto (2009: 166) menyatakan bahwa kondisi umum yang menjadi syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah:
a.    Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi;
b.    Inkuiri berfokus pada hipotesis; dan
c.    Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).

Made Wena (2011: 79) menyatakan bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan agar model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dan memberi hasil optimal, yakni:
  1. Interaksi pengajar–siswa. Model inkuiri sangan terstruktur, dalam ari bahwa pengajar mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan  prosesdur inkuiri (Diptoadi dalam Wena, 2011: 79). Namun, prosedur inkuiri harus ditandai dengan kerja sama yang baik antara pengajar–siswa, kebebasan siswa untuk menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan serta persamaan hak antara pengajar dan siswa dalam mengemukakan pendapat. Secara bertahap pengajar dapat memberikan kewenangan yang lebih banyak pada siswa dalam melaksanakan proses inkuiri.
  2. Peran pengajat. Dalam model inkuri pengajar mempunyai beberapa tugas penting (Trianto, 2009: 166-167), yaitu sebagai berikut:
  • Motivator, memberi ransangan agar siswa aktif dan bergairan berfikir.
  •  Fasilitator, menuntukan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
  •  Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
  •  Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
  • Pengarah, memimpin kegitan siswa untuk mencapai tujauan yang diharapkan.
  • Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan oraganisasi kelas.
  • Rewarde, memberi penghargaan pada presentasi yang dicapai siswa.

Artikel Terkait :