Quantum learning lahir terinspirasi dari sebuah sekolah bisnis yang berdiri pada tahun 1970 yaitu sekolah Bisnis Burklyn. Sekolah ini mengajarkan materi-materi konvensional, negosiasi, dan akunting, tetapi tidak diajarkan dengan cara yang konvensional. Di sekolah ini siswa-siswanya tidak hanya belajar tentang teori dan prakatik, tetapi mereka juga membangun rasa percaya diri, merasa lebih berhasil dalam hidup mereka dan bergembira, semuanya dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain materi-materi yang diajarkan sebagai pengalaman yang menyeluruh, bukan sekedar materi yang harus dicerna dan dimuntahkan kembali. Karena disekolah ini menerapkan hal yang paling berharga adalah bagaiman cara belajar.
Dan pada tahun 1981 De Porter bersama dengan Eric Jensen, Greg Simmons mengadakan program sepuluh hari yang mengombinasikan penumbuhan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenagkan yang dinamakan dengan SuperCamp. Di SuperCamp inilah prinsip-prinsip dan metode-metode quantum learning menemukan bentuknya (DePorter, 2002: 4).
Quantum learning yang dikenalkan oleh De Porter dan Hernacki dapat digunakan oleh guru dalam menciptakan suasan yang kondusif untuk belajar. Karena Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif disekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia (Porter, 2002:15).
Quantum learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi atau sudah biasa dikenal dengan
E = mc².
di mana,
E = energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat)
m = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Tubuh kita secara materi diibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (DePorter dan Hernacki, 2002: 16).
m = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Tubuh kita secara materi diibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (DePorter dan Hernacki, 2002: 16).
Quantum learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsinya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002: 16), Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program Neuro Linguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri.
Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.
Ada 9 keterampilan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning yaitu bersikap positif, termotivasi, menemukan cara belajar, menciptakan lingkungan belajar yang sempurna, membaca dengan cepat, membuat catatn yang efektif, mempelajari teknik menulis yang canggih, berpikir kreatif dan mengembangkan hafalan yang menakjubkan.
Tweet |