Saturday, 31 March 2012

Home » , » Pemecahan Masalah Dalam Matematika

Pemecahan Masalah Dalam Matematika

Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan menunjuk pada suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selembar papan, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat adalah bujursangkar, garis sejajar, dan sisi; dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan, dan mengalikan (Mulyono, 2003: 254). Sedangkan Polya (dalam Herman H, 1979:112) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya Polya menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang sangat tinggi.



Menurut Sukmawati (2008: 14) belajar matematika memerlukan kesiapan intelektual yang memadai, aktivitas mental yang tinggi dan kemampuan kognitif yang kuat, seperti kemampuan berpikir divergen, kemampuan berpikir konvergen, kreativitas, persepsi, kemampuan pemecahan masalah, dan gaya kognitif. Sawyer (dalam Fadjar, 2004:16) menambahkan bahwa pengetahuan yang diberikan atau ditransformasikan langsung kepada para siswa akan kurang meningkatkan kemampuan bernalar (reasoning) mereka. Sawyer menyebutnya hanya meningkatkan kemampuan untuk mengingat saja. Padahal di era global dan era perdagangan bebas, kemampuan bernalarlah serta kemampuan berpikir tingkat tinggi yang akan menentukan keberhasilan mereka. Karenanya pemecahan masalah akan menjadi hal yang akan menentukan keberhasilan pendidikan matematika, sehingga pengintegrasian pemecahan masalah (problem solving) selama proses pembelajaran berlangsung hendaknya menjadi suatu keharusan.

Dalam pembelajaran matematika, masalah-masalah yang sering dihadapi siswa berupa soal-soal atau tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa. Pemecahan masalah dalam hal ini adalah aturan atau urutan yang dilakukan siswa untuk memecahkan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Semua pemecahan masalah melibatkan beberapa informasi dan untuk mendapatkan penyelesaiannya digunakan informasi tersebut. Informasi-informasi ini pada umumnya merupakan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Agar penyampaian informasi ini di terima baik oleh siswa maka ada beberapa pendekatan dalam pengajaran matematika, masing-masing didasarkan atas teori belajar yang berbeda. Menurut Mulyono (2003:255), ada beberapa pendekatan yang paling berpengaruh dalam pengajaran matematika, (1) urutan belajar yang bersifat perkembangan (development learning sequence), (2) brelajar tuntas (masteri learning), (3) strategi belajar (learning strategies), dan (4) pemecahan masalah (problem solving).

Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Menurut Mulyono (2003:257), pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk berpikir tentang cara memecahkan masalah dan pemrosesan informasi matematika. Dalam memecahkan masalah matematika, siswa harus menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep dan menggunakan keterampilan komputasi dalam berbagai situasi baru yang berbeda-beda. Pemecahan masalah sering melibatkan beberapa langkah. Sebagai contoh, dalam mengukur luas selembar papan, siswa harus memahami konsep bujursangkar dan sisi-sisi sejajar; dan memiliki keterampilan dalam mengukur, menjumlahkan, dan mengalikan.

Polya (dalam Rina, 2010:22) menempatkan langkah awal dalam empat pemecahan masalah (problem solving). Keempat langkah tersebut adalah: (1) pemahaman pada masalah ( Identifikasi dari tujuan ), (2) membuat rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat kembali.
Selanjutnya Bumby,dkk (1995:8) menegaskan bahwa empat tahap pemecahan masalah,sebagai berikut:

1.    Pemahaman pada masalah (explore the problem)
Membaca masalah dan mengidentifikasikan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Mencatat informasi dan menggambarkan tabel atau diagram jika itu membantu. Kemudian memikirkan bagaimana fakta/ informasi tersebut terhubung. Jika suatu persamaan akan digunakan untuk menyelesaikan masalah itu, pilih satu variabel untuk menunjukkan suatu bilangan yang tidak diketahui. Baca kembali masalah dan gunakan variabel itu dalam menuliskan ekspresi bilangan yang tidak diketahui lainnya.

2.    Perencanaan solusi pemecahan masalah (plan the solution)
Banyak perbedaan strategi yang boleh digunakan. Jika suatu rumus akan digunakan untuk memecahkan masalah, baca kembali masalah itu. Putuskan bagaimana cara menghubungkan bilangan yang tidak diketahui dengan informasi yang diberikan. Kemudian tulis persamaan yang menyatakan hubungan tersebut.

3.    Menyelesaikan masalah/pemecahan masalah (solve the problem)
Tahap ini melibatkan pekerjaan matematika dan menginterpretasikan jawaban. Jika suatu persamaan sudah ditulis, selesaikan persamaan itu dan interpretasikan penyelesaiannya.

4.    Menguji kembali solusi (examine the problem)
Apakah jawaban memberikan arti terhadap pertanyaan, sesuai dengan kondisi yang diberikan dalam masalah? Jika tidak, periksa kembali cara kerja matematik. Jika caranya sudah benar, suatu kesalahan yang dibuat “menentukan” masalah. Dalam kasus ini, selidiki kembali masalah dan coba dengan cara lain.

Artikel Terkait :